Jumat, 30 Desember 2011

“Vote Komodo” dan Bingkai Kesejahteraan Masyarakat NTT

Dampak tarif telekomunikasi murah terhadap upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

" Taman Nasional Komodo Indonesia meliputi tiga pulau besar, Komodo, Rinca dan Padar maupun pulau kecil lainnya dengan luas total 1.817 kilometer persegi. Taman nasional didirikan pada tahun 1980 untuk melindungi Komodo. Kemudian, itu juga didedikasikan untuk melindungi spesies lain, termasuk hewan laut. Pulau-pulau di Taman Nasional Komodo terbentuk dari gunung api." (New 7 Wonders)
Itulah sekilas deskripsi mengenai Taman Nasional Pulau Komodo yang terdapat dalam website resmi New Seven Wonders. Pulau Komodo berhasil masuk menjadi salah satu tujuh keajaiban alam di dunia dalam pemilihan dengan sistem popular vote melalui SMS dan polling internet yang diselenggarakan oleh New 7 Wonders Foundation yang berbasis di Zurich, Switzerland. Salah satu kekayaan alam kebanggaan masyarakat Nusa Tenggara Timur ini berhasil bersaing dengan 28 finalis keajaiban alam dari berbagai negara lainnya.

Taman Nasional Komodo dan NTT 
             Komodo (varanus komodoensis)
Seringkali terjadi kekeliruan penyebutan letak provinsi Taman Nasional Komodo dengan menyebutnya terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), padahal aslinya terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Disebut dengan Taman Nasional Komodo karena kawasan yang pada tahun 1992 dirubah statusnya dari Suaka Margasatwa menjadi Taman Nasional ini, merupakan satu-satunya habitat alami satwa Komodo, reptil purba terbesar yang tersisa dibumi. Utamanya  Taman Nasional Komodo meliputi tiga pulau besar (Komodo, Rinca dan Padar) dan wilayah perairan laut. Fungsinya sebagai Taman Nasional ditetapkan berdasarkan penetapan Menteri Pertanian pada 6 Maret 1980. Karunia terbesar Taman Nasional Komodo adalah keberadaan satwa endemik yang memiliki nama latin varanus komodoensis. Komodo merupakan spesies kadal raksasa karena panjangnya dapat mencapai 10 kaki (3 meter) sementara beratnya hingga 300 pound (135 kg). Komodo juga disebut-sebut sebagai kadal tertua didunia karena masih berkerabat dengan Mossaur, yaitu kadal purba yang hidup sekitar 136 sampai 65 juta tahun yang lalu. merupakan tertua didunia, Dan inilah yang paling membanggakan, hewan ini habitatnya hanya terdapat di Indonesia, yakni tersebar di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar dan pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Flores. Dibelahan dunia lainnya kita tidak akan menemukan kawasan yang menjadi habitat hidup Komodo, selain di Indonesia.
Dibalik pesona keberadaan satwa Komodo, Taman Nasional Komodo masih menyimpan begitu banyak pesona berupa kekhasan dan keindahan panorama alam yang luar biasa. Dikawasan daratan, terhampar padang rumput dan padang savana, hutan tropis musim dan hutan di ketinggian yang menjadi habitat hidup beraneka ragam jenis mamalia, burung dan reptil. Topografinya yang bergelombang, berupa bukit-bukit dan gunung-gunung semakin menambah indahnya pesona kawasan ini. Kawasan perairan lautnya pun tidak kalah mempesona, panorama bawah air lengkap dengan berbagai jenis terumbu karang yang menjadi habitat lebih dari 1000 jenis ikan, 250 jenis koral pembentuk karang, 70 jenis bunga karang dan sedikitnya 105 jenis crustaceae. Pesona-pesona itulah yang membuat UNESCO pada tahun 1986, tidak ragu menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai Cagar Biosphere (Man and Biosphere Reserve) dan pada tahun 1991 ditetapkan sebagai Warisan Dunia (World Heritage Site) oleh badan yang sama.
Secara administratif Taman Nasional Komodo terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Bagi NTT, dengan jumlah penduduknya mencapai 4.619.655 jiwa dan kepadatan 95 jiwa per kilometer persegi pesona dan kekayaan alam kawasan Taman Nasional Komodo adalah sebuah harapan akan kesejahteraan. Dari sana masyarakat berharap mendapatkan keuntungan tidak hanya dari potensi alamnya, tetapi juga aliran rupiah dari kunjungan pariwisata turis mancanegara maupun domestik. Dahulu, cara masyarakat lokal memanfaatkan kekayaan alam Taman Nasional Komodo sempat mendapat sorotan. Praktik berburu hewan seperti rusa secara besar-besaran dan penangkapan ikan dengan cara-cara yang salah  menggunakan bom ikan, bahan beracun, dan aliran listrik dilakukan tanpa mengkhawatirkan kerusakan terhadap keanekaragaman hayati yang ada. Rusa merupakan salah satu makanan favorit komodo, apabila perburuan hewan rusa dilakukan terus secara besar-besaran maka dikhawatirkan populasi rusa sebagai sumber makanan komodo menjadi berkurang. Sedangkan penangkapan ikan menggunakan bom ikan, bahan beracun, listrik dan bahan berbahaya lainnya tentu akan menyebabkan kerusakan terhadap ekosistem laut. Namun kini cara masyarakat memanfaatkan potensi kekayaan alam Taman Nasional Komodo berubah lebih bijak. Masyarakat menyadari Taman Nasional Komodo sebagai aset daerah yang dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui jalur pariwisata. Oleh sebab itu masyarakat berkomitmen menjaga kelestarian alam Taman Nasional Komodo sebagai aset dalam promosi pariwisata yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Perjuangan "Vote Komodo"
Adalah New 7 Wonders Foundation, sebuah yayasan yang didirikan pada tahun 2000 dan berbasis di Zurich, Switzerland, yang aktif melakukan pemilihan melalui mekanisme pemungutan suara terhadap tempat-tempat menakjubkan di seantero dunia untuk dikategorikan sebagai keajaiban dunia. Pada 11 November 2011 lalu, New 7 Wonders telah mengumumkan tujuh lokasi yang menjadi tujuh keajaiban alam dunia (New 7 Wonders of Nature), dan Taman Nasional Komodo masuk diantaranya. Perjuangan Taman Nasional Komodo dimulai ketika didaftarkan bersama Danau Toba dan Gunung Anak Krakatau sebagai nominasi mewakili Indonesia oleh Kementrian Budaya dan Pariwisata saat itu (kini berganti nama menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif). Pada Desember 2007 polling dimulai untuk memilih nominasi diantara 440 lokasi dari 220 negara yang berpartisipasi. Selanjutnya pada 7 Juli 2009, diumumkan 77 nominasi yang lolos untuk mengikuti tahapan selanjutnya.  Pada 21 Juli 2009, Taman Nasional Komodo terpilih menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang berhak menjadi salah satu dari 28 nominasi finalis. Akhirnya dengan dukungan masyarakat Indonesia melalui perjuangan "vote komodo", Taman Nasional Komodo berhasil masuk dalam deretan tujuh keajaiban alam dunia.
Keberhasilan Taman Nasional Komodo masuk menjadi bagian tujuh keajaiban alam dunia seakan menebus kegagalan Borobudur memenangkan pemilihan yang sama (versi New 7 Wonders) dalam kategori keajaiban dunia hasil budaya manusia pada tahun 2007. Untuk mengantarkan Taman Nasional Komodo menjadi salah satu pemenang dalam kontes ini, memerlukan dukungan penuh masyarakat Indonesia melalui mekanisme voting menggunakan polling sms dan vote melalui situs resmi www.new7wonders.com. Upaya pemenangan ini selanjutnya populer dengan istilah "vote komodo". Masyarakat yang ingin mendukung Taman Nasional Komodo dapat mengikuti poling SMS dengan mengirimkan pesan singkat melalui telepon seluler (SMS) dengan format : KOMODO dan dikirimkan ke 9819. Sementara itu untuk memberikan dukungan via situs resmi penyelenggara, dapat langsung membuka situs resmi New 7 Wonders dan melakukan vote langsung terhadap komodo. Namun upaya pemenangan ini selanjutnya tidak lepas dari perdebatan banyak pihak di tanah air terutama terkait pengelolaan dana yang terkumpul dari tarif sms "vote komodo" dan kredibilitas yayasan New 7 Wonders sebagai pelaksana. Awalnya Tarif pengiriman pesan singkat (SMS) komodo ke 9818 sebesar Rp 1.000/SMS. Dana yang terkumpul dari tarif sms inilah yang selanjutnya dipertanyakan akan dipergunakan untuk apa dan siapa pihak yang mengelolanya. Setelah mendapat banyak sorotan,akhirnya tarif pengiriman pesan singkat diturunkan menjadi Rp 1/SMS. Pada tanggal 15 Oktober, beberapa operator telekomunikasi seluler memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengirimkan SMS vote untuk komodo dengan membebaskan biaya pengiriman SMS sebagai bentuk dukungan penuh bagi Taman Nasional Komodo menjadi bagian dari tujuh keajaiban alam dunia.
Terlepas dari pro dan kontra perdebatan keikutsertaan dan upaya pemenangan Taman Nasional Komodo dalam ajang pemilihan tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari dan raih manfaatnya dari fenomena "vote komodo". Keikutsertaan Taman Nasional Komodo dalam ajang tersebut tentu menjadi ajang promosi pariwisata bagi Taman Nasional Komodo, dan NTT secara umum. Apalagi setelah berhasil menjadi bagian tujuh keajaiban dunia, tentu harapannya Taman Nasional Komodo menjadi semakin dikenal dan populer didunia internasional. Disisi lain kita juga dapat melihat bagaimana telekomunikasi seluler dengan tarif yang murah berperan menjadi sarana bagi masyarakat Indonesia untuk mendukung komodo. Yang tidak kalah pentingnya adalah "vote komodo" kita dapat melihat tumbuhnya rasa persatuan, rasa saling memiliki dan solidaritas masyarakat Indonesia untuk mendukung wakilnya menjadi salah satu yang terbaik di dunia Internasional. Persatuan yang mungkin sulit kita temukan dibidang kehidupan lainnya. Bayangkan, hampir seluruh lapisan masyarakat bersemangat bersatu mendukung komodo dengan mengirimkan SMS secara bulat dan yakin memilih Taman Nasional Komodo. Harapannya tentu Taman Nasional Komodo menang, pariwisata meningkat, kesejahteraan masyarakat NTT dapat terdongkrak. Jika sebagian dari kita saja rela mengirimkan SMS dengan biaya cukup mahal untuk mendukung artis idolanya diajang-ajang pencarian bakat, lalu mengapa kemudahan SMS dan internet murah untu mendukung wakil Indonesia (Taman Nasional Komodo) untuk menjadi bagian dari keajaiban dunia saja masih terus diperdebatkan?

Menilik Peran dan Dampak Telekomunikasi Seluler dalam "Vote Komodo"
Tarif telekomunikasi dan internet murah, 
memudahkan masyarakat untuk “vote komodo”
Dukung komodo jadi bagian 7 keajaiban dunia,  Ketik KOMODO kirim ke 9818, tarif Rp1. Itulah bunyi pesan pendek dari operator seluler (Value Added Service) yang pernah beredar ditengah masa gencarnya kampanye vote komodo. Tidak dapat dipungkiri, telekomunikasi seluler menjadi sarana penting dalam upaya pemenangan komodo. Salah satu cara mendukung Taman Nasional Komodo yang paling banyak digunakan masyarakat tentu saja melalui pesan singkat telepon genggam (SMS). Cara ini merupakan cara yang dianggap paling praktis dan mudah untuk mengumpulkan suara secara masif. Tarif SMS yang murah pun semakin memberikan kemudahan. Penurunan tarif pengiriman pesan pendek dari Rp 1000/SMS menjadi Rp 1/SMS, merupakan kesepakatan antara operator seluler dan content provider guna memudahkan masyarakat mendukung komodo. Apalagi setelah tarif diturunkan menjadi Rp 0/SMS alias gratis, tentu upaya pemenangan komodo sangat terbantu dengan langkah yang diambil beberapa operator sebagai bagian dari corporate social responsibility untuk ikut mendukung komodo sebagai jalan peningkatan kesejahteraan di NTT. Vote komodo secara langsung melalui internet pun bukanlah sebuah hal yang mahal. Tarif akses internet yang ditawarkan oleh operator seluler kian terjangkau, yakni Rp 1/Kb hingga Rp 0,5/Kb dengan kecepatan data mencapai 1 Mbps. Masyarakat yang sehari-hari kini akrab dengan internet tentu paham betul cara memanfaatkan kemudahan dan tarif murah tersebut untuk mendukung Taman nasional Komodo. Hanya dengan melalui fasilitas internet telepon selulernya, masyarakat dapat menyumbangkan suara dukungannya bagi Taman Nasional Komodo. Belum lagi kita melihat bagaimana kampanye berantai yang dilakukan oleh masyarakat melalui media jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Pada masa gencarnya kampanye "vote komodo", sering kita menemukan teman-teman yang menyuarakan melalui update status dalam jejaring sosial facebook maupun Twitter yang berisi ajakan mendukung komodo. Bayangkan apabila tarif telekomunikasi seluler dalam hal ini SMS maupun tarif akses internet tidak semurah saat ini, tentu banyak dari masyarakat yang kemudian kesulitan untuk mendukung dan mengkampanyekan Taman Nasional Komodo.
Rasanya tidak berlebihan apabila "vote komodo" diartikan lebih dari sekedar upaya pemenangan Taman Nasional Komodo, tetapi bersamanya terselip harapan akan kesejahteraan masyarakat khususnya Kabupaten Manggarai Barat dan Nusa Tenggara Timur pada umumnya. Melalui pengiriman pesan pendek tersebut, tentu harapannya Taman Nasional Komodo dan NTT bisa mendapat perhatian baik dalam negeri maupun internasional sebagai alternatif tujuan wisata. Disadari atau tidak, keikutsertaan Taman Nasional Komodo dalam pemilihan keajaiban dunia beserta perdebatan "vote komodo" yang menyertainya telah membuat semua orang penasaran akan pesona kawasan tersebut. Tidak sedikit orang yang lantas mengarahkan browser selulernya untuk "googling" sekedar melihat dan mengetahui apa dan bagaimana pesona yang ditawarkan Taman Nasional Komodo. Dari situ diharapkan daya tarik Taman Nasional Komodo dan pesona alam kawasan sekitarnya mampu menarik minat wisatawan untuk datang dan melihat langsung pesonanya. Apalagi setelah Taman Nasional Komodo berhasil menjadi bagian dari tujuh keajaiban alam dunia, efek promosi pariwisata tersebut diharapkan semakin membesar dan berdampak bagi masyarakat.
Memang benar bahwa Taman Nasional Komodo telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai sebagai warisan dunia (Worl Heritage Site) pada tahun 1991. Artinya Taman Nasional Komodo memang telah dikenal dunia. Namun bukan berarti Taman Nasional Komodo berhenti melakukan promosi pariwisata. Toh, penetapan Taman Nasional Komodo menjadi World Heritage Site oleh UNESCO mengandung empat syarat yakni mengharuskan pemerintah dan stakeholder terkait membangun program konservasi nyata, melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar, membentuk badan pengelola kelestarian, serta melakukan promosi. Dari syarat terakhir menyebutkan perlunya melakukan promosi, tentu dengan adanya momentum "Vote Komodo" dalam pemilihan keajaiban dunia merupakan kesempatan baik promosi bagi Taman Nasional Komodo. Tentu menang atau kalah bukanlah tujuan utama, melainkan kesempatan promosi untuk bisa meyakinkan masyarakat dunia bahwa pesona alam yang kita miliki di Taman Nasional Komodo lebih menakjubkan dan pantas untuk dikunjungi dibandingkan yang dimiliki oleh negara lain. Keyakinan tersebut diharapkan mampu menarik minat masyarakat dunia untuk datang langsung membuktikan pesona alam Taman Nasional Komodo. Dari situlah kita dapat membingkai peluang peningkatan pendapatan masyarakat NTT melalui pintu gerbang pariwisata.

Bingkai Kesejahteraan itu bernama Pariwisata
Banyak yang mengkhawatirkan masuknya banyak wisatawan ke kawasan Taman Nasional Komodo akan berdampak pada terganggunya habitat komodo. Kekhawatiran tersebut wajar adanya sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian habitat komodo. Namun yang perlu dicatat tentu pola wisata dikawasan konservasi berbeda dengan wisata dikawasan lainnya. Pihak pengelola Taman Nasional Komodo tentu telah mempersiapkan manajemen wisata yang mampu menjawab rasa ingin tahu wisatawan yang datang namun sekaligus tetap menjaga kondusifitas habitat komodo tersebut. Apalagi kita berbicara tentang wisatawan luar negeri, seringkali kesadaran mereka akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam objek yang mereka kunjungi lebih baik dibandingkan kesadaran wisatawan lokal. 
Tidak hanya keberadaan satwa komodo, Taman Nasional 
Komodo juga menyimpan pesona objek wisata lainnya.
Berkunjung ke kawasan Taman Nasional Komodo tentu bukan berarti lantas kita berhari-hari hanya mengamati komodo saja. Mengamati komodo, melihat tingkah laku dihabitatnya tentu hal yang utama, namun bukanlah satu-satunya aktivitas menarik yang dapat dilakukan ketika berkunjung ke Taman Nasional Komodo. Ada banyak kegiatan wisata yang dapat dilakukan di kawasan ini mengingat potensi alamnya yang luar biasa. Ada kegiatan wisata seperti snorkelling, berenang, mandi matahari di Pantai Merah dan Pantai Bidadari, menjelajahi gua alam Batu Cermin sepanjang 200 meter dimana terdapat aneka rupa stalagtit dan stalagmit yang masih terpelihara dengan baik, Wisata bahari menikmati panorama bawah laut dengan menyelam dan snorkelling di 36 titik seperti Pulau Tatawa, Pantai Merah, Gililawa Laut, Loh Dasami, Pillar Steen, Batu Bolong dan Taka Makasar. Selain itu ada kegiatan pengamatan satwa dan bermain kano di Loh Liang dan Loh Buaya, pengamatan burung dan treking di daerah mangrove Loh Sebita. Adapula Pulau Kalong sebagai tempat menarik mengamati koloni kelelawar dalam jumlah yang cukup besar serta menyaksikan panorama dan bentang alam yang fantastik mewakili berbagai tipe ekosistem di Taman Nasional Komodo dari Golo Kode.  Oleh sebab itu saya menganggap "vote komodo" sebagai sarana promosi pariwisata yang dapat melahirkan efek "pull and spread" (menarik dan menyebarkan). Ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Terangkatnya nama Taman Nasional Komodo sebagai salah satu keajaiban alam dunia akan menarik perhatian dan minat masyarakat dunia. Wisatawan akan datang dengan tujuan utama yakni melihat dan mengetahui bagaimana komodo di habitatnya. Ternyata setelah sampai di kawasan Taman Nasional Komodo, tidak hanya pesona komodo yang dapat mereka nikmati melainkan juga pesona alam yang lainnya telah disebutkan diatas. Para wisatawan lantas menyebar kebeberapa tempat tersebut untuk menghabiskan waktu menikmati penorama dan pesona alam kawasan Taman Nasional Komodo dan sekitarnya. Pada saat yang sama wisatawan dapat berbagi pengalamannya berwisata kepada sahabat dan kerabatnya yang lain dengan bercerita maupun mengunggah foto-foto kegiatan dan objek wisata di Taman Nasional Komodo melalui media email maupun jejaring sosial. Efek berantai inilah yang secara perlahan namun pasti diharapkan mampu mengantarkan Taman Nasional Komodo semakin dikenal dunia sebagai alternatif tujuan wisata.
Pariwisata memang sangat diharapkan dapat mendongkrak perekonomian daerah dan masyarakat NTT. Dari pengembangan pariwisata tentu daerah akan mendapatkan tambahan pemasukan kedalam kas pendapatan asli daerah. Sementara itu arus pariwisata yang ada akan menumbuhkan geliat perekonomian dimasyarakat melalui berkembangnya produksi barang maupun jasa. Masuknya para wisatawan merupakan peluang bagi masyarakat untuk membuka usaha jasa penginapan, jasa transportasi, jasa pemandu wisata, usaha rumah makan, cafe dan lainnya. Wisatawan yang datangpun tentu tidak ingin pulang dengan tangan hampa tanpa buah tangan dari objek yang disinggahinya. Peluang ini dapat dimanfaatkan masyarakat dengan memproduksi barang-barang souvenir maupun oleh-oleh yang mencirikan kekhasan NTT dan Taman Nasional Komodo. Misalnya makanan dan minuman, kaos, aneka pernak-pernik, patung replika komodo, lukisan, dan lain sebagainya. Seperti yang kita lihat di kota-kota tujuan wisata lainnya, adanya kawasan wisata selalu diikuti pertumbuhan usaha-usaha kreatif dan pusat oleh-oleh yang menyediakan souvenir mewakili kawasan wisata yang bersangkutan. Inipula yang sudah dan diharapkan akan terus tumbuh di Kawasan Taman Nasional Komodo dan sekitarnya. Dengan tumbuhnya jasa-jasa usaha, usaha-usaha kreatif, munculnya pusat-pusat souvenir, kegiatan perdagangan dan lainnya akan membantu perputaran roda perekonomian masyarakat setempat melalui penyerapan tenaga kerja, berkembangnya usaha masyarakat, terjadinya peningkatan pendapatan sehingga berpengaruh pada daya beli dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mendorong hal tersebut tentu perlu kerja keras dan dukungan semua pihak. "Gelar" sebagai salah satu tujuh keajaiban alam di dunia telah disematkan kepada Taman Nasional Komodo. Hal tersebut sedikit banyak telah membuat masyarakat dunia mengenal dan mengundang rasa ingin tahu bagaimana sebenarnya pesona yang dimiliki Taman Nasional Komodo. Inilah modal sekaligus tantangan bagi pembangunan pariwisata di NTT khususnya kawasan Taman Nasional Komodo agar dapat dimanfaatkan menjadi jalan pembuka bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu perbaikan, penataan dan penyediaan infrastruktur pendukung harus dilakukan secara berkelanjutan. Manajemen pengelolaannya pun harus dilakukan secara profesional. Selain itu kegiatan promosi harus terus dilakukan, tentu dengan tidak melupakan upaya menjaga kelestarian habitat dan satwa Komodo itu sendiri.
***
Terlepas dari perdebatan yang ada, fenomena "vote komodo" telah menunjukan bangsa ini masih memiliki rasa kesetiakawanan, persatuan dan solidaritas untuk mendukung potensi alam yang dimiliki saudara sebangsa tampil dimata dunia. Dibalik dukungan tersebut sebenarnya tertaut harapan masyarakat Kabupaten Manggarai Barat dan NTT secara umum akan peningkatan kesejahteraan melalui bidang pariwisata. Sekali lagi telekomunikasi seluler tampil menyumbangkan perannya sebagai pendukung guna mencapai harapan tersebut dengan memberikan tarif murah baik tarif pengiriman pesan pendek maupun internet dalam rangkaian "vote komodo". Peran ini dapat diartikan tidak hanya sebatas dukungan terhadap Taman Nasional Komodo, tetapi juga sebagai bentuk dukungan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Tentu hasil akhir yang ingin diraih bukan hanya mengantarkan Taman Nasional Komodo menjadi salah satu keajaiban alam dunia. Lebih dari itu, dampak promosi yang diperoleh diharapkan semakin membuka gerbang pariwisata di Nusa Tenggara Timur yang membawa dampak positif bagi masyarakat. Dengan namanya yang semakin dikenal dunia internasional, sekarang tinggal bagaimana semua pihak bahu-membahu memanfaatkan momentum ini agar dampaknya dapat benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

Penulis : Martino, Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
(Tulisan ini diikutsertakan pada ajang XL Award 2011)

Sumber Referensi :
1. “Taman Nasional Komodo” http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/3936 diakses pada 12 Desember 2012. http://www.komodonationalpark.org/ ,official website of Komodo National Park Indonesia, diakses pada 12 Desember 2011
3. Suryopratomo. 2011. Kampanye Komodo Kenapa Dikontroversikan. http://metrotvnews.com/read/tajuk/2011/11/04/938/Kampanye-Komodo-Kenapa-Dikontroversikan/tajuk ,diakses pada 12 Desember 2011
4. Tuhusetya, Sawali. 2011. Komodo dan Ironi Nasionalisme. http://sawali.info/2011/10/23/komodo-dan-ironi-nasionalisme/ , diakses diakses pada 12 Desember 2011
Sumber gambar :
1. http://www.new7wonders.com/image-gallery?id=12&post_id=5180
3. http://www.vivanews.com

Selasa, 27 Desember 2011

Geliat Industri Kreatif Hadir Lewat Genggaman

Menjatuhkan pilihan menjadi usahawan terkadang bukanlah sebuah hal yang mudah. Bayang-bayang untung rugi setidaknya menjadi sekelebat pemikiran yang membebani ketika ingin memulai sebuah usaha. Bagaimana dan dimana akan membangun usaha adalah pertanyaan klasik yang seringkali menunda motivasi untuk memulainya. Kepercayaan diri dan motivasi untuk sukses dalam memulai usaha merupakan faktor penting yang terkadang jarang dimiliki sebagian besar dari kita. Mungkin itulah sebagian sebabnya mengapa di negara yang kaya sumberdaya dan berpenduduk 237.641.326 jiwa ini hanya mampu memiliki pengusaha 0,24% dari total populasi tersebut.  Angka ini jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Singapura yang memiliki angka mencapai 7,2%, Thailand mencapai 4,1% dan  Malaysia memiliki 2,1% dari total populasinya memilih wirausaha sebagai mata pencaharian. Jika kita merujuk kepada pendapat David Mc Clelland, seorang sosiolog yang terkenal dengan teori motivasinya, maka Indonesia harus terus meningkatkan jumlah pengusaha mencapai minimal 2% dari total penduduknya agar mampu bergerak menjadi negara makmur.
            Ditengah kenyataan diatas, optimisme bemunculan dari bidang-bidang usaha industri kreatif. Geliat industri kreatif sejalan dengan perkembangan telekomunikasi seluler dan konvergensi IT telah memunculkan usahawan-usahawan muda kreatif. Pemanfaatan perkembangan telekomunikasi seluler ditangan anak-anak muda saat ini membuat pertanyaan klasik “bagaimana dan dimana akan memulai usaha ?” terjawab sudah. Teknologi seluler membuat usahawan muda yang berkecimpung dalam industri kreatif menemukan cara efektif mempromosikan produknya, etalase bagi produknya serta arena transaksi hanya dari dalam genggaman selulernya. Tak terpungkiri, pemanfaatan teknologi seluler telah menjelma sebagai sumberdaya modal yang berperan penting sebagai sarana promosi dan pemasaran yang murah, cepat dan efisien sehingga dapat menekan biaya dan meningkatkan keuntungan bagi industri kreatif.
Menumbuhkan Wirausaha di Kalangan Muda
          Tingginya angka pengangguran yang disebabkan daya serap lapangan kerja tidak sebanding dengan angka pencari kerja membuat pemerintah bersama pihak swasta berkomitmen untuk terus meningkatkan angka wirausaha. Upaya untuk mendorong pertumbuhan wirausaha tersebut difokuskan terhadap para generasi muda khususnya kalangan pelajar dan mahasiswa. Hal ini didasarkan pada data Kementerian Pendidikan Nasional yang memperlihatkan pada umumnya lulusan SLTA (60,87%) dan perguruan tinggi (83,18%) lebih berminat menjadi pekerja atau karyawan (job seeker) dibandingkan dengan yang berupaya menciptakan kerja (menjadi wirausaha). Padahal jika kita melihat data sebelumnya, angka wirausaha baru mencapai 592.467 orang wirausaha, atau masih dibutuhkan sekitar 4,15 juta wirausaha jika kita merujuk pada asumsi David Mc Clelland diatas. Oleh sebab itulah upaya penanaman jiwa kewirausahaan bagi generasi muda dirasa pelu agar minat kedepannya tidak hanya melulu sebagai pekerja atau karyawan, namun memilih berkecimpung dalam wirausaha agar mampu menciptakan lapangan kerja.
          Gencarnya upaya pemerintah maupun swasta dalam menumbuhkan wirausaha dikalangan pemuda sangat terasa selama penulis berada dibangku perkuliahan.  Begitu banyak program-program yang digulirkan oleh pemerintah maupun swasta guna memacu jiwa dan semangat kewirausahaan bagi pemuda di perguruan tinggi agar mampu kreatif dan inovatif dalam melihat peluang dan memanfaatkannya menjadi sebuah usaha yang dapat dikembangkan secara mandiri. Ada beberapa upaya yang diinisiasi pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi diantaranya adalah mata kuliah kewirausahaan, Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK). Mata kuliah kewirausahaan merupakan matakuliah yang ditempuh mahasiswa pada semester III (setidaknya di Universitas tempat saya menuntut ilmu) dan termasuk kedalam struktur kurikulum Mata Kuliah Perilaku Berkarya. Mata kuliah ini mengajarkan dasar-dasar dan prinsip dalam kewirausahaan dan diakhiri dengan praktik memulai usaha kecil dilingkungan kampus. Sementara itu, pendekatan berbeda dilakukan dengan Program Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK). Program ini digulirkan setiap tahun berdasarkan tahun anggaran guna menjaring ide-ide kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usaha skala kecil maupun menengah bagi mahasiswa. Mekanisme yang dikembangkan kedua program tersebut hampir sama, yakni mahasiswa secara berkelompok diminta menuangkan ide usaha/bisnis yang ingin dikembangkannya kedalam bentuk proposal usaha lengkap dengan rincian permodalan yang dibutuhkan untuk kemudian diajukan kepada Dirjen Dikti.
          Disamping upaya jalur formal tersebut, upaya mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahan juga melalui beasiswa, seminar-seminar, pelatihan kewirausahaan, maupun gelaran kompetisi perencanaan usaha (bussiness plan competition) bagi mahasiswa. Saat ini begitu banyak kompetisi perencanaan usaha yang digagas oleh universitas, instansi pemerintah, perusahaan swasta, maupun pemerintah daerah. Tidak jarang gelaran kompetisi perencanaan usaha menyediakan hadiah yang sangat besar sebagai upaya merangsang lahirnya wirausaha muda. Beberapa kompetisi perencanaan usaha yang digelar secara berkala diantaranya adalah Business Plan Competition ITB, National Business Plan Competition FE UI, Kompetisi Proposal Bisnis SOI Asia, Lomba Business Plan “Diplomat Success Challenge”, Kompetisi Business Plan Solo, Kompetisi Business Plan Anderson Tanoto, Beasiswa Bussiness Plan Bank Mandiri, dan masih banyak lagi.            Upaya tersebut secara keseluruhan ditujukan guna menumbuhkan jiwa kewirausahaan dikalangan kaum muda. Dari upaya tersebut muncul banyak usaha kreatif dan inovatif yang memiliki prospek sangat baik. Dalam praktiknya usaha-usaha yang lahir dari program-program PMW, PKMK, gelaran kompetisi perencanaan usaha (bussiness plan) selalu mengarah pada bidang-bidang dalam industri kreatif seperti desain, fashion, kerajinan, hingga piranti lunak yang memang diminati dan dapat dijadikan wadah berkreasi bagi kaum muda.
Menilik Industri Kreatif di Indonesia
     Pamor industri kreatif sebagai sektor strategis dalam perekonomian kian meningkat dalam 5 tahun terakhir setelah pada tahun 2006 mampu memberikan kontribusi yang cukup besar pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia yakni sebesar 104,8 trilyun rupiah atau 5,7% dari total PDB. Apa sebenarnya industri kreatif itu? Menurut hemat penulis, industri kreatif merupakan penciptaan barang dan jasa yang bernilai tambah karena muncul dari ide orisinil individu yang berdasarkan pada kreatifitas, keterampilan dan bakat individu. Adapun Kementerian Perdagangan pernah memberikan definisi indutri kreatif merupakan industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Kuliner akan masuk menjadi sub sektor industri 
kreatif yang ke-15, karena potensinya sangat besar.
Dinegara kita, pengelolaan dan pengembangan industri kreatif berada dibawah koordinasi tiga kementerian yakni Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan. Kini bidang-bidang yang termasuk kedalam industri kreatif berjumlah 15, yaitu periklanan, arsitektur, pasar barang dan seni, kerajinan, desain, fashion, fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti, televisi dan radio, riset dan pengembangan, serta yang baru-baru diakui yakni kuliner.
Saat ini tercatat pelaku usaha dalam bidang industri kreatif mencapai 2,19 juta. Namun jumlah pelaku industri kreatif bisa saja lebih besar dari angka tersebut. Hal ini mengingat pemetaan industri kreatif yang selama ini dilakukan pemerintah seringkali luput memetakan geliat usaha dilapisan akar rumput yang masih berada dalam skala mikro dan kecil. Selama ini yang terpetakan barulah sebatas usaha kelas menengah maupun yang telah mapan. Jika melihat di skala mikro dan kecil sesungguhnya ada banyak sekali usaha-usaha kreatif yang bermunculan. Dibidang fashion misalnya, ada ribuan usaha clothing dan kreasi jilbab, yang digagas para kaum muda, begitupun halnya dengan berbagai kerajinan tangan seperti aksesoris hand made, maupun dibidang kuliner.
Industri kreatif yang saat ini telah mampu memberikan sumbangan tetap terhadap PDB bukanlah sebuah hasil dari proses yang instan. Ia tidak dihasilkan dari gelontoran modal besar yang secara langsung menghasilkan produk, tetapi dihasilkan dari usaha panjang para pelakunya ditingkat bawah. Seringkali para pelaku usaha yang berkembang di bidang industri kreatif harus jatuh bangun membangun usahanya dari skala kecil. Kesulitan modal dan jaringan pemasaran adalah hal lumrah dialami para pelaku usaha ini. Tidak terkecuali bagi kaum muda yang menceburkan dirinya dalam usaha bisnis kreatif tersebut. Namun ditengah kesulitan tersebut, perkembangan telekomunikasi seluler yang disertai konvergensi teknologi IT dan seluler yang kian canggih membawa angin segar bagi pelaku usaha bisnis kreatif. 
Perkembangan telekomunikasi seluler kian canggih serta murah, menjadikannya modal baru bagi para pelaku industri kreatif.  Hal tersebut membuat pola produksi, pola distribusi maupun promosi menjadi kian murah dan efisien. Seluler yang membenamkan fasilitas internet misalnya, dengan pemanfaatan sosial media telah menjadi sarana “berjualan”, etalase produk, promosi dan pemasaran yang murah dan memiliki jangkauan luas.
Fashion, Kerajinan dan Kuliner : Idola Usaha Kalangan Muda
          Generasi muda selalu identik dengan daya imajinasi, kreatifitas serta selalu ingin mengekspresikan dirinya agar mendapat pengakuan dari lingkungan sekitarnya.  Tidak heran apabila bidang usaha yang dipilih selalu berkaitan dengan bidang yang mampu menjadi wadah mencurahkan ekspresi dan kreatifitasnya seperti bidang fashion, kerajinan dan kuliner. 
Beberapa hasil produk industri kreatif
Ada banyak usaha anak muda yang bergerak dibidang tersebut baik dalam skala mikro, kecil maupun menengah. Kita ambil contoh beberapa usaha kreatif yang bergerak di bidang fashion seperti Wadezig!, CrazNockz Clothing, Clover Clothing, Mikka, Miew! dan Razha. Masing-masing usaha tersebut memiliki segmentasi pasar masing-masing. Wadezig! dan  CrazNockz Clothing merupakan usaha fashion yang menyasar segmen anak muda khususnya pria dengan menawarkan kaos, kemeja, jaket dan lainnya dengan desain trendi khas gaya muda masa kini. Sementara itu Clover Clothing yang merupakan distro busana muslim asal Bandung, menyasar pada segmen remaja putri dengan menawarkan pakaian busana muslim ala remaja. Adapun produk-produk Mikka diperuntukkan bagi remaja putri yang ingin tampil kasual. “Miew!” memilih usaha sepatu lukis sebagai produk utamanya, sedangkan Razha menawarkan produk jilbab berkualitas yang diberi nama jilbab ninja.

          Dibidang kerajinan dan kuliner, usaha yang tumbuh tidak kalah banyak. Dibidang kerajinan contohnya adalah Gatot Kaca Souvenir and Craft (GKSC) dan Bardiju. Gatot Kaca Souvenir and Craft (GKSC) merupakan usaha yang memproduksi berbagai kerajinan pernik etnik seperti kipas, blocknote unik, pigura, hiasan kaca dan kulkas, hingga tas. Adapun Bardiju marupakan usaha making paper dan paper craft, yaitu membuat kertas daur ulang dan kerajinan kertas seperti paper bag, kotak, amplop dengan bahan baku kertas bekas seperti bahan koran, majalah, kardus maupun bahan organik seperti gedebok pisang, pelepah pisang, eceng gondok. Dibidang kuliner, ada sebuah usaha yang sedang naik daun saat ini yakni Maicih. Maicih merupakan usaha keripik pedas asal Bandung yang terkenal akan tingkat kepedasannya yang dapat dipilih tingkatannya oleh konsumen. Dengan sentuhan inovasi, baik produk, pengemasan serta strategi pemasaran yang unik melalui jejaring sosial Twitter dan Facebook, keripik pedas Maicih menarik banyak minat untuk mencobanya.
          Dari beberapa contoh usaha dibidang fashion, kerajinan dan kuliner diatas, ada dua hal menarik yang menjadi kesamaan diantara usaha-usaha tersebut. Pertama, usaha-usaha kreatif tersebut sebagian besar dikembangkan oleh para generasi muda. Kedua, usaha-usaha tersebut memanfaatkan perkembangan telekomunikasi seluler yang didukung dengan kemajuan fasilitas telepon seluler masa kini sebagai sarana promosi dan pemasaran produknya. Ditangan para generasi muda tersebut, perkembangan telekomunikasi seluler dimanfaatkan secara jeli menjadi tambahan modal yang begitu bernilai. Melalui seluler yang saat ini hampir secara keseluruhan mendukung jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Yahoo, Blogging, Chatting, Forum seperti Kaskus, Email, dan lainnya, mereka dapat menawarkan produk-produknya secara luas, cepat dan efisien. Fasilitas seluler tersebut kini menyediakan “toko pribadi” dalam genggaman masing-masing pelaku usaha. Disertai dengan tarif telekomunikasi dan internet yang kian murah dari berbagai operator seluler, perkembangan telekomunikasi seluler telah meretas keterbatasan pelaku usaha tersebut akan sumberdaya modal. Kini tidak miliki bangunan toko sebagai tempat usaha bukanlah sebuah masalah, begitupun dengan keterbatasan fasilitas promosi dan pemasaran. Melalui pemanfaatan sebuah akun pribadi jejaring sosial yang dapat diakses melalui telepon seluler, para pelaku usaha telah memiliki media usaha, sekaligus media promosi dan pemasaran yang murah dan efisien.
Perkembangan Telekomunikasi Seluler : Modal Berharga bagi Industri Kreatif
          Jika ditanyakan apa yang berkembang dengan sangat pesat didunia saat ini, jawabannya adalah teknologi dan telekomunikasi seluler. Perkembangan teknologi dan komunikasi seluler terus berkembang dengan sangat cepat dari waktu kewaktu. Hampir secara kesuluruhan telepon seluler yang ada saat ini telah menyediakan fasilitas lengkap seperti dukungan 3G dan 3,5G, kamera dengan resolusi tinggi, fasilitas chatting, messenger, sosial media, dan akses internet yang kian terjangkau bagi masyarakat. Tarif telekomunikasi dan internet yang disediakan operator seluler pun kini kian berkualitas, murah dan variatif, sehingga kita dapat dengan leluasa memilih sesuai dengan kebutuhan. Paket lengkap yang tersaji tersebut kian menegaskan alasan mengapa telepon seluler menjadi sebuah kebutuhan dimasa kini. Beragam manfaat dan kemudahan yang diberikan seakan memberikan kita jaminan akan kelancaran  berbagai aktivitas.
          Salah satu bidang yang mendapatkan pengaruh positif yang begitu besar dari perkembangan telekomunikasi seluler adalah industri kreatif. Para pelaku usaha kreatif yang ingin memulai merintis usaha maupun yang ingin memperbesar usahanya dengan memperluas jaringan pemasaran sangat terbantu dengan perkembangan telekomunikasi seluler saat ini. Dengan asumsi bahwa saat ini hampir setiap orang memiliki telepon seluler yang menyediakan fasilitas internet dan akses jejaring sosial serta sebagian besar pula memiliki akun-akun email, milis maupun sosial media seperti facebook dan twiiter yang diakses hampir setiap hari maka pemasaran melalui media tersebut merupakan sarana yang sangat potensial.
          Seperti yang telah disinggung diatas, perkembangan telekomunikasi seluler telah menjadi sumberdaya modal usaha yang murah namun sangat bermanfaat dan menguntungkan. Dahulu mungkin orang-orang selalu memikirkan dimana ia akan membangun usahanya, berapa jumlah yang akan diproduksi, bagaimana cara promosi dan memasarkannya. Ini pula yang selalu dipikirkan bahkan menjadi beban bagi pelaku usaha pemula, khususnya bagi kaum muda. Dahulu membuka usaha identik dengan membangun sebuah toko, memproduksi barang dalam jumlah besar agar dapat dipajang di etalase toko serta membuat promosi yang semuanya tentu membutuhkan modal besar. Namun kini hadirnya perkembangan teknologi dan telekomunikasi seluler telah menjawabnya dan merubah pola-pola tersebut. Para pelaku usaha pemula tidak perlu lagi terbebani dengan pemikiran tersebut. Dengan bermodal beberapa buah produk barang, telepon seluler, akun-akun email, jejaring sosial facebook dan twitter, serta didukung tarif telekomunikasi yang kian murah, usaha pun dapat dimulai. Akun-akun tersebut akan menjadi “toko” pribadi bagi produk-produk yang dihasilkan yang dapat diberi nama sesuai keinginan. Didalamnya kita dapat menampilkan foto-foto produk sebagai etalase untuk menarik minat pembeli sekaligus membangun promosi dan jaringan pemasaran dengan menawarkan kepada orang yang menjadi target pemasaran.
Contoh cara promosi dan pemasaran produk
melalui jejaring sosial facebook.
        Kita ambil contoh, misalnya kita ingin memulai usaha yang bergerak dibidang fashion dengan menawarkan produk pakaian batik trendi untuk segmentasi kaum muda. Maka dapat kita awali dengan memproduksi barang tersebut beberapa buah, setelah itu ambil beberapa foto produk tersebut dengan fasilitas kamera telepon seluler yang kita miliki. Langkah selanjutnya foto-foto tersebut kita unggah kedalam akun-akun jejaring sosial yang kita miliki seperti Facebook dan Twitter, beri keterangan foto berupa spesifikasi tentang bahan, ukuran, harga dan beberapa kata untuk promosi produk. Kemudian berikan keterangan kisaran harga dan nomor ponsel yang dapat dihubungi untuk melakukan pemesanan. Dengan demikian telah dimulailah usaha sekaligus proses promosi, penawaran dan pemasaran yang murah cepat dan efisien melalui fasilitas yang disediakan oleh telekomunikasi seluler masa kini. Begitu praktis, begitu mudah dan begitu cepat. Cara inilah yang lazim digunakan tidak hanya oleh pelaku usaha yang baru memulai usahanya, namun juga digunakan pelaku usaha kelas kecil dan menengah untuk memperluas jangkauan promosai dan pemasaran produknya.
Peran penting telekomunikasi seluler begitu
jelas dalam pemasaran produk “Maicih”
          Sarana promosi dan pemasaran produk yang murah dan cepat melalui fasilitas yang ditawarkan perkembangan telekomunikasi seluler saat ini menjadikan pertumbuhan industri kreatif kian pesat baik ditingkat mikro, kecil maupun menengah. Hampir seluruh sektor dalam industri kreatif dapat memanfaatkan fasilitas internet dan tarif yang kian murah. Tentu kita masih ingat, bagaimana peran layanan Youtube mampu mengorbitkan penyanyi dan hasil karya musik yang laku dipasaran. Kini Youtube, Facebook, Twitter yang notabene saat ini dapat diakses dari dalam genggaman telepon seluler telah menjadi sarana promosi dan pemasaran yang strategis. Fasilitas ini pula yang dimanfaatkan oleh pelaku usaha kreatif, contohnya Wadezig!, CrazNockz Clothing, Clover Clothing, Mikka, Miew! dan Razha (bidang fashion), Gatot Kaca Souvenir and Craft dan Bardiju (bidang kerajinan) serta Maicih (bidang kuliner). Secara umum pelaku-pelaku usaha ini memanfaatkan perkembangan telekomunikasi seluler melalui cara yang telah dijelaskan diatas. Yakni dengan membuat kumpulan foto-foto produk dalam akun jejaring sosial yang berfungsi sebagai katalog dan etalase produk, selanjutnya memberikan keterangan foto berupa spesifikasi produk tentang bahan, ukuran, harga, serta membubuhkan kisaran harga dan nomor ponsel yang dapat dihubungi untuk melakukan pemesanan. Dengan tidak lupa memberikan beberapa kata promosi produk dan menandai beberapa orang dalam jejaring sosial tersebut, promosi dan pemasaran pun berjalan mulus. Kita pun sebagai calon pembeli dapat dengan leluasa memilih produk dan melakukan tawar menawar harga. Selanjutnya calon pembeli dapat menghubungi via telepon maupun sms untuk melakukan pemesanan barang yang diinginkan.
***
          Perkembangan telekomunikasi dan teknologi seluler telah memberikan peran penting bagi tumbuh dan berkembangnya industri kreatif di tanah air. Disertai dengan kian terjangkaunya tarif telekomunikasi dan internet, Ia tidak hanya berperan menyediakan sarana promosi dan pemasaran yang murah, cepat dan efsien sehingga dapat meningkatkan jangkauan wilayah pemasaran produk yang berdampak pada peningkatan keuntungan. Tetapi juga mampu merangsang para generasi muda untuk terjun kedalam dunia usaha kreatif. Dengan begitu, perkembangan telekomunikasi seluler telah memberikan sumbangannya dalam upaya meningkatkan angka wirausaha di Indonesia. Dengan sarana telepon seluler, kini orang-orang dapat memiliki “toko pribadi” dan menjalankan usahanya dari dalam genggaman. Jadi, sekarang menjadi wirausaha itu mudah.

Penulis: Martino, Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
(Tulisan ini diikutsertakan dalam ajang XL Award 2011)