Dampak
tarif telekomunikasi murah terhadap upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat
Indonesia.
"
Taman Nasional Komodo Indonesia meliputi tiga pulau besar, Komodo, Rinca
dan Padar maupun pulau kecil lainnya dengan luas total 1.817 kilometer
persegi. Taman nasional didirikan pada tahun 1980 untuk melindungi
Komodo. Kemudian, itu juga didedikasikan untuk melindungi spesies lain,
termasuk hewan laut. Pulau-pulau di Taman Nasional Komodo terbentuk dari
gunung api." (New 7 Wonders)
Itulah
sekilas deskripsi mengenai Taman Nasional Pulau Komodo yang terdapat
dalam website resmi New Seven Wonders. Pulau Komodo berhasil masuk
menjadi salah satu tujuh keajaiban alam di dunia dalam pemilihan dengan
sistem popular vote melalui SMS dan polling internet yang
diselenggarakan oleh New 7 Wonders Foundation yang berbasis di Zurich,
Switzerland. Salah satu kekayaan alam kebanggaan masyarakat Nusa
Tenggara Timur ini berhasil bersaing dengan 28 finalis keajaiban alam
dari berbagai negara lainnya.
Taman Nasional Komodo dan NTT
Seringkali
terjadi kekeliruan penyebutan letak provinsi Taman Nasional Komodo
dengan menyebutnya terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB),
padahal aslinya terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Disebut
dengan Taman Nasional Komodo karena kawasan yang pada tahun 1992 dirubah
statusnya dari Suaka Margasatwa menjadi Taman Nasional ini, merupakan
satu-satunya habitat alami satwa Komodo, reptil purba terbesar yang
tersisa dibumi. Utamanya Taman Nasional Komodo meliputi tiga pulau
besar (Komodo, Rinca dan Padar) dan wilayah perairan laut. Fungsinya
sebagai Taman Nasional ditetapkan berdasarkan penetapan Menteri
Pertanian pada 6 Maret 1980. Karunia terbesar Taman Nasional Komodo
adalah keberadaan satwa endemik yang memiliki nama latin varanus komodoensis.
Komodo merupakan spesies kadal raksasa karena panjangnya dapat mencapai
10 kaki (3 meter) sementara beratnya hingga 300 pound (135 kg). Komodo
juga disebut-sebut sebagai kadal tertua didunia karena masih berkerabat
dengan Mossaur, yaitu kadal purba yang hidup sekitar 136 sampai
65 juta tahun yang lalu. merupakan tertua didunia, Dan inilah yang
paling membanggakan, hewan ini habitatnya hanya terdapat di Indonesia,
yakni tersebar di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar dan pulau-pulau
kecil di sekitar Pulau Flores. Dibelahan dunia lainnya kita tidak akan
menemukan kawasan yang menjadi habitat hidup Komodo, selain di
Indonesia.
Dibalik
pesona keberadaan satwa Komodo, Taman Nasional Komodo masih menyimpan
begitu banyak pesona berupa kekhasan dan keindahan panorama alam yang
luar biasa. Dikawasan daratan, terhampar padang rumput dan padang
savana, hutan tropis musim dan hutan di ketinggian yang menjadi habitat
hidup beraneka ragam jenis mamalia, burung dan reptil. Topografinya yang
bergelombang, berupa bukit-bukit dan gunung-gunung semakin menambah
indahnya pesona kawasan ini. Kawasan perairan lautnya pun tidak kalah
mempesona, panorama bawah air lengkap dengan berbagai jenis terumbu
karang yang menjadi habitat lebih dari 1000 jenis ikan, 250 jenis koral
pembentuk karang, 70 jenis bunga karang dan sedikitnya 105 jenis crustaceae.
Pesona-pesona itulah yang membuat UNESCO pada tahun 1986, tidak ragu
menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai Cagar Biosphere (Man and Biosphere Reserve) dan pada tahun 1991 ditetapkan sebagai Warisan Dunia (World Heritage Site) oleh badan yang sama.
Secara
administratif Taman Nasional Komodo terletak di Kecamatan Komodo,
Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Bagi NTT,
dengan jumlah penduduknya mencapai 4.619.655 jiwa dan kepadatan 95 jiwa
per kilometer persegi pesona dan kekayaan alam kawasan Taman Nasional
Komodo adalah sebuah harapan akan kesejahteraan. Dari sana masyarakat
berharap mendapatkan keuntungan tidak hanya dari potensi alamnya, tetapi
juga aliran rupiah dari kunjungan pariwisata turis mancanegara maupun
domestik. Dahulu, cara masyarakat lokal memanfaatkan kekayaan alam Taman
Nasional Komodo sempat mendapat sorotan. Praktik berburu hewan seperti
rusa secara besar-besaran dan penangkapan ikan dengan cara-cara yang
salah menggunakan bom ikan, bahan beracun, dan aliran listrik dilakukan
tanpa mengkhawatirkan kerusakan terhadap keanekaragaman hayati yang
ada. Rusa merupakan salah satu makanan favorit komodo, apabila perburuan
hewan rusa dilakukan terus secara besar-besaran maka dikhawatirkan
populasi rusa sebagai sumber makanan komodo menjadi berkurang. Sedangkan
penangkapan ikan menggunakan bom ikan, bahan beracun, listrik dan bahan
berbahaya lainnya tentu akan menyebabkan kerusakan terhadap ekosistem
laut. Namun kini cara masyarakat memanfaatkan potensi kekayaan alam
Taman Nasional Komodo berubah lebih bijak. Masyarakat menyadari Taman
Nasional Komodo sebagai aset daerah yang dapat dimanfaatkan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui jalur pariwisata. Oleh
sebab itu masyarakat berkomitmen menjaga kelestarian alam Taman Nasional
Komodo sebagai aset dalam promosi pariwisata yang diharapkan mampu
meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Perjuangan "Vote Komodo"
Adalah
New 7 Wonders Foundation, sebuah yayasan yang didirikan pada tahun 2000
dan berbasis di Zurich, Switzerland, yang aktif melakukan pemilihan
melalui mekanisme pemungutan suara terhadap tempat-tempat menakjubkan di
seantero dunia untuk dikategorikan sebagai keajaiban dunia. Pada 11
November 2011 lalu, New 7 Wonders telah mengumumkan tujuh lokasi yang
menjadi tujuh keajaiban alam dunia (New 7 Wonders of Nature), dan
Taman Nasional Komodo masuk diantaranya. Perjuangan Taman Nasional
Komodo dimulai ketika didaftarkan bersama Danau Toba dan Gunung Anak
Krakatau sebagai nominasi mewakili Indonesia oleh Kementrian Budaya dan
Pariwisata saat itu (kini berganti nama menjadi Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif). Pada Desember 2007 polling dimulai untuk memilih
nominasi diantara 440 lokasi dari 220 negara yang berpartisipasi.
Selanjutnya pada 7 Juli 2009, diumumkan 77 nominasi yang lolos untuk
mengikuti tahapan selanjutnya. Pada 21 Juli 2009, Taman Nasional Komodo
terpilih menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang berhak menjadi salah
satu dari 28 nominasi finalis. Akhirnya dengan dukungan masyarakat
Indonesia melalui perjuangan "vote komodo", Taman Nasional Komodo
berhasil masuk dalam deretan tujuh keajaiban alam dunia.
Keberhasilan
Taman Nasional Komodo masuk menjadi bagian tujuh keajaiban alam dunia
seakan menebus kegagalan Borobudur memenangkan pemilihan yang sama
(versi New 7 Wonders) dalam kategori keajaiban dunia hasil budaya
manusia pada tahun 2007. Untuk mengantarkan Taman Nasional Komodo
menjadi salah satu pemenang dalam kontes ini, memerlukan dukungan penuh
masyarakat Indonesia melalui mekanisme voting menggunakan polling sms
dan vote melalui situs resmi www.new7wonders.com.
Upaya pemenangan ini selanjutnya populer dengan istilah "vote komodo".
Masyarakat yang ingin mendukung Taman Nasional Komodo dapat mengikuti
poling SMS dengan mengirimkan pesan singkat melalui telepon seluler
(SMS) dengan format : KOMODO dan dikirimkan ke 9819. Sementara itu untuk
memberikan dukungan via situs resmi penyelenggara, dapat langsung
membuka situs resmi New 7 Wonders dan melakukan vote langsung terhadap
komodo. Namun upaya pemenangan ini selanjutnya tidak lepas dari
perdebatan banyak pihak di tanah air terutama terkait pengelolaan dana
yang terkumpul dari tarif sms "vote komodo" dan kredibilitas yayasan New
7 Wonders sebagai pelaksana. Awalnya Tarif pengiriman pesan singkat
(SMS) komodo ke 9818 sebesar Rp 1.000/SMS. Dana yang terkumpul dari
tarif sms inilah yang selanjutnya dipertanyakan akan dipergunakan untuk
apa dan siapa pihak yang mengelolanya. Setelah mendapat banyak
sorotan,akhirnya tarif pengiriman pesan singkat diturunkan menjadi Rp
1/SMS. Pada tanggal 15 Oktober, beberapa operator telekomunikasi seluler
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengirimkan SMS vote untuk
komodo dengan membebaskan biaya pengiriman SMS sebagai bentuk dukungan
penuh bagi Taman Nasional Komodo menjadi bagian dari tujuh keajaiban
alam dunia.
Terlepas
dari pro dan kontra perdebatan keikutsertaan dan upaya pemenangan Taman
Nasional Komodo dalam ajang pemilihan tersebut, banyak hal yang dapat
kita pelajari dan raih manfaatnya dari fenomena "vote komodo".
Keikutsertaan Taman Nasional Komodo dalam ajang tersebut tentu menjadi
ajang promosi pariwisata bagi Taman Nasional Komodo, dan NTT secara
umum. Apalagi setelah berhasil menjadi bagian tujuh keajaiban dunia,
tentu harapannya Taman Nasional Komodo menjadi semakin dikenal dan
populer didunia internasional. Disisi lain kita juga dapat melihat
bagaimana telekomunikasi seluler dengan tarif yang murah berperan
menjadi sarana bagi masyarakat Indonesia untuk mendukung komodo. Yang
tidak kalah pentingnya adalah "vote komodo" kita dapat melihat tumbuhnya
rasa persatuan, rasa saling memiliki dan solidaritas masyarakat
Indonesia untuk mendukung wakilnya menjadi salah satu yang terbaik di
dunia Internasional. Persatuan yang mungkin sulit kita temukan dibidang
kehidupan lainnya. Bayangkan, hampir seluruh lapisan masyarakat
bersemangat bersatu mendukung komodo dengan mengirimkan SMS secara bulat
dan yakin memilih Taman Nasional Komodo. Harapannya tentu Taman
Nasional Komodo menang, pariwisata meningkat, kesejahteraan masyarakat
NTT dapat terdongkrak. Jika sebagian dari kita saja rela mengirimkan SMS
dengan biaya cukup mahal untuk mendukung artis idolanya diajang-ajang
pencarian bakat, lalu mengapa kemudahan SMS dan internet murah untu
mendukung wakil Indonesia (Taman Nasional Komodo) untuk menjadi bagian
dari keajaiban dunia saja masih terus diperdebatkan?
Menilik Peran dan Dampak Telekomunikasi Seluler dalam "Vote Komodo"
memudahkan masyarakat untuk “vote komodo”
|
Dukung
komodo jadi bagian 7 keajaiban dunia, Ketik KOMODO kirim ke 9818,
tarif Rp1. Itulah bunyi pesan pendek dari operator seluler (Value Added
Service) yang pernah beredar ditengah masa gencarnya kampanye vote
komodo. Tidak dapat dipungkiri, telekomunikasi seluler menjadi sarana
penting dalam upaya pemenangan komodo. Salah satu cara mendukung Taman
Nasional Komodo yang paling banyak digunakan masyarakat tentu saja
melalui pesan singkat telepon genggam (SMS). Cara ini merupakan cara
yang dianggap paling praktis dan mudah untuk mengumpulkan suara secara
masif. Tarif SMS yang murah pun semakin memberikan kemudahan. Penurunan
tarif pengiriman pesan pendek dari Rp 1000/SMS menjadi Rp 1/SMS,
merupakan kesepakatan antara operator seluler dan content provider guna
memudahkan masyarakat mendukung komodo. Apalagi setelah tarif diturunkan
menjadi Rp 0/SMS alias gratis, tentu upaya pemenangan komodo sangat
terbantu dengan langkah yang diambil beberapa operator sebagai bagian
dari corporate social responsibility untuk ikut mendukung komodo
sebagai jalan peningkatan kesejahteraan di NTT. Vote komodo secara
langsung melalui internet pun bukanlah sebuah hal yang mahal. Tarif
akses internet yang ditawarkan oleh operator seluler kian terjangkau,
yakni Rp 1/Kb hingga Rp 0,5/Kb dengan kecepatan data mencapai 1 Mbps.
Masyarakat yang sehari-hari kini akrab dengan internet tentu paham betul
cara memanfaatkan kemudahan dan tarif murah tersebut untuk mendukung
Taman nasional Komodo. Hanya dengan melalui fasilitas internet telepon
selulernya, masyarakat dapat menyumbangkan suara dukungannya bagi Taman
Nasional Komodo. Belum lagi kita melihat bagaimana kampanye berantai
yang dilakukan oleh masyarakat melalui media jejaring sosial seperti
Facebook dan Twitter. Pada masa gencarnya kampanye "vote komodo", sering
kita menemukan teman-teman yang menyuarakan melalui update status dalam
jejaring sosial facebook maupun Twitter yang berisi ajakan mendukung
komodo. Bayangkan apabila tarif telekomunikasi seluler dalam hal ini SMS
maupun tarif akses internet tidak semurah saat ini, tentu banyak dari
masyarakat yang kemudian kesulitan untuk mendukung dan mengkampanyekan
Taman Nasional Komodo.
Rasanya
tidak berlebihan apabila "vote komodo" diartikan lebih dari sekedar
upaya pemenangan Taman Nasional Komodo, tetapi bersamanya terselip
harapan akan kesejahteraan masyarakat khususnya Kabupaten Manggarai
Barat dan Nusa Tenggara Timur pada umumnya. Melalui pengiriman pesan
pendek tersebut, tentu harapannya Taman Nasional Komodo dan NTT bisa
mendapat perhatian baik dalam negeri maupun internasional sebagai
alternatif tujuan wisata. Disadari atau tidak, keikutsertaan Taman
Nasional Komodo dalam pemilihan keajaiban dunia beserta perdebatan "vote
komodo" yang menyertainya telah membuat semua orang penasaran akan
pesona kawasan tersebut. Tidak sedikit orang yang lantas mengarahkan
browser selulernya untuk "googling" sekedar melihat dan
mengetahui apa dan bagaimana pesona yang ditawarkan Taman Nasional
Komodo. Dari situ diharapkan daya tarik Taman Nasional Komodo dan pesona
alam kawasan sekitarnya mampu menarik minat wisatawan untuk datang dan
melihat langsung pesonanya. Apalagi setelah Taman Nasional Komodo
berhasil menjadi bagian dari tujuh keajaiban alam dunia, efek promosi
pariwisata tersebut diharapkan semakin membesar dan berdampak bagi
masyarakat.
Memang benar bahwa Taman Nasional Komodo telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai sebagai warisan dunia (Worl Heritage Site)
pada tahun 1991. Artinya Taman Nasional Komodo memang telah dikenal
dunia. Namun bukan berarti Taman Nasional Komodo berhenti melakukan
promosi pariwisata. Toh, penetapan Taman Nasional Komodo menjadi World Heritage Site oleh
UNESCO mengandung empat syarat yakni mengharuskan pemerintah dan
stakeholder terkait membangun program konservasi nyata, melakukan
pemberdayaan masyarakat sekitar, membentuk badan pengelola kelestarian,
serta melakukan promosi. Dari syarat terakhir menyebutkan perlunya
melakukan promosi, tentu dengan adanya momentum "Vote Komodo" dalam
pemilihan keajaiban dunia merupakan kesempatan baik promosi bagi Taman
Nasional Komodo. Tentu menang atau kalah bukanlah tujuan utama,
melainkan kesempatan promosi untuk bisa meyakinkan masyarakat dunia
bahwa pesona alam yang kita miliki di Taman Nasional Komodo lebih
menakjubkan dan pantas untuk dikunjungi dibandingkan yang dimiliki oleh
negara lain. Keyakinan tersebut diharapkan mampu menarik minat
masyarakat dunia untuk datang langsung membuktikan pesona alam Taman
Nasional Komodo. Dari situlah kita dapat membingkai peluang peningkatan
pendapatan masyarakat NTT melalui pintu gerbang pariwisata.
Bingkai Kesejahteraan itu bernama Pariwisata
Banyak
yang mengkhawatirkan masuknya banyak wisatawan ke kawasan Taman
Nasional Komodo akan berdampak pada terganggunya habitat komodo.
Kekhawatiran tersebut wajar adanya sebagai bentuk kepedulian terhadap
kelestarian habitat komodo. Namun yang perlu dicatat tentu pola wisata
dikawasan konservasi berbeda dengan wisata dikawasan lainnya. Pihak
pengelola Taman Nasional Komodo tentu telah mempersiapkan manajemen
wisata yang mampu menjawab rasa ingin tahu wisatawan yang datang namun
sekaligus tetap menjaga kondusifitas habitat komodo tersebut. Apalagi
kita berbicara tentang wisatawan luar negeri, seringkali kesadaran
mereka akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam objek
yang mereka kunjungi lebih baik dibandingkan kesadaran wisatawan lokal.
Komodo juga menyimpan
pesona objek wisata lainnya.
|
Berkunjung
ke kawasan Taman Nasional Komodo tentu bukan berarti lantas kita
berhari-hari hanya mengamati komodo saja. Mengamati komodo, melihat
tingkah laku dihabitatnya tentu hal yang utama, namun bukanlah
satu-satunya aktivitas menarik yang dapat dilakukan ketika berkunjung ke
Taman Nasional Komodo. Ada banyak kegiatan wisata yang dapat dilakukan
di kawasan ini mengingat potensi alamnya yang luar biasa. Ada kegiatan
wisata seperti snorkelling, berenang, mandi matahari di Pantai
Merah dan Pantai Bidadari, menjelajahi gua alam Batu Cermin sepanjang
200 meter dimana terdapat aneka rupa stalagtit dan stalagmit yang masih
terpelihara dengan baik, Wisata bahari menikmati panorama bawah laut dengan menyelam dan snorkelling di 36 titik seperti Pulau Tatawa,
Pantai Merah, Gililawa Laut, Loh Dasami, Pillar Steen, Batu Bolong dan
Taka Makasar. Selain itu ada kegiatan pengamatan satwa dan bermain kano
di Loh Liang dan Loh Buaya, pengamatan burung dan treking di daerah
mangrove Loh Sebita. Adapula Pulau Kalong sebagai tempat menarik
mengamati koloni kelelawar dalam jumlah yang cukup besar serta
menyaksikan panorama dan bentang alam yang fantastik mewakili berbagai
tipe ekosistem di Taman Nasional Komodo dari Golo Kode. Oleh sebab itu
saya menganggap "vote komodo" sebagai sarana promosi pariwisata yang
dapat melahirkan efek "pull and spread" (menarik dan
menyebarkan). Ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Terangkatnya nama
Taman Nasional Komodo sebagai salah satu keajaiban alam dunia akan
menarik perhatian dan minat masyarakat dunia. Wisatawan akan datang
dengan tujuan utama yakni melihat dan mengetahui bagaimana komodo di
habitatnya. Ternyata setelah sampai di kawasan Taman Nasional Komodo,
tidak hanya pesona komodo yang dapat mereka nikmati melainkan juga
pesona alam yang lainnya telah disebutkan diatas. Para wisatawan lantas
menyebar kebeberapa tempat tersebut untuk menghabiskan waktu menikmati
penorama dan pesona alam kawasan Taman Nasional Komodo dan sekitarnya.
Pada saat yang sama wisatawan dapat berbagi pengalamannya berwisata
kepada sahabat dan kerabatnya yang lain dengan bercerita maupun
mengunggah foto-foto kegiatan dan objek wisata di Taman Nasional Komodo
melalui media email maupun jejaring sosial. Efek berantai inilah yang
secara perlahan namun pasti diharapkan mampu mengantarkan Taman Nasional
Komodo semakin dikenal dunia sebagai alternatif tujuan wisata.
Pariwisata
memang sangat diharapkan dapat mendongkrak perekonomian daerah dan
masyarakat NTT. Dari pengembangan pariwisata tentu daerah akan
mendapatkan tambahan pemasukan kedalam kas pendapatan asli daerah.
Sementara itu arus pariwisata yang ada akan menumbuhkan geliat
perekonomian dimasyarakat melalui berkembangnya produksi barang maupun
jasa. Masuknya para wisatawan merupakan peluang bagi masyarakat untuk
membuka usaha jasa penginapan, jasa transportasi, jasa pemandu wisata,
usaha rumah makan, cafe dan lainnya. Wisatawan yang datangpun tentu
tidak ingin pulang dengan tangan hampa tanpa buah tangan dari objek yang
disinggahinya. Peluang ini dapat dimanfaatkan masyarakat dengan
memproduksi barang-barang souvenir maupun oleh-oleh yang mencirikan
kekhasan NTT dan Taman Nasional Komodo. Misalnya makanan dan minuman,
kaos, aneka pernak-pernik, patung replika komodo, lukisan, dan lain
sebagainya. Seperti yang kita lihat di kota-kota tujuan wisata lainnya,
adanya kawasan wisata selalu diikuti pertumbuhan usaha-usaha kreatif dan
pusat oleh-oleh yang menyediakan souvenir mewakili kawasan wisata yang
bersangkutan. Inipula yang sudah dan diharapkan akan terus tumbuh di
Kawasan Taman Nasional Komodo dan sekitarnya. Dengan tumbuhnya jasa-jasa
usaha, usaha-usaha kreatif, munculnya pusat-pusat souvenir, kegiatan
perdagangan dan lainnya akan membantu perputaran roda perekonomian
masyarakat setempat melalui penyerapan tenaga kerja, berkembangnya usaha
masyarakat, terjadinya peningkatan pendapatan sehingga berpengaruh pada
daya beli dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk
mendorong hal tersebut tentu perlu kerja keras dan dukungan semua
pihak. "Gelar" sebagai salah satu tujuh keajaiban alam di dunia telah
disematkan kepada Taman Nasional Komodo. Hal tersebut sedikit banyak
telah membuat masyarakat dunia mengenal dan mengundang rasa ingin tahu
bagaimana sebenarnya pesona yang dimiliki Taman Nasional Komodo. Inilah
modal sekaligus tantangan bagi pembangunan pariwisata di NTT khususnya
kawasan Taman Nasional Komodo agar dapat dimanfaatkan menjadi jalan
pembuka bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu
perbaikan, penataan dan penyediaan infrastruktur pendukung harus
dilakukan secara berkelanjutan. Manajemen pengelolaannya pun harus
dilakukan secara profesional. Selain itu kegiatan promosi harus terus
dilakukan, tentu dengan tidak melupakan upaya menjaga kelestarian
habitat dan satwa Komodo itu sendiri.
***
Terlepas
dari perdebatan yang ada, fenomena "vote komodo" telah menunjukan
bangsa ini masih memiliki rasa kesetiakawanan, persatuan dan solidaritas
untuk mendukung potensi alam yang dimiliki saudara sebangsa tampil
dimata dunia. Dibalik dukungan tersebut sebenarnya tertaut harapan
masyarakat Kabupaten Manggarai Barat dan NTT secara umum akan
peningkatan kesejahteraan melalui bidang pariwisata. Sekali lagi
telekomunikasi seluler tampil menyumbangkan perannya sebagai pendukung
guna mencapai harapan tersebut dengan memberikan tarif murah baik tarif
pengiriman pesan pendek maupun internet dalam rangkaian "vote komodo".
Peran ini dapat diartikan tidak hanya sebatas dukungan terhadap Taman
Nasional Komodo, tetapi juga sebagai bentuk dukungan terhadap upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Tentu hasil akhir yang
ingin diraih bukan hanya mengantarkan Taman Nasional Komodo menjadi
salah satu keajaiban alam dunia. Lebih dari itu, dampak promosi yang
diperoleh diharapkan semakin membuka gerbang pariwisata di Nusa Tenggara
Timur yang membawa dampak positif bagi masyarakat. Dengan namanya yang
semakin dikenal dunia internasional, sekarang tinggal bagaimana semua
pihak bahu-membahu memanfaatkan momentum ini agar dampaknya dapat
benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
Penulis : Martino, Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
(Tulisan ini diikutsertakan pada ajang XL Award 2011)
Sumber Referensi :
1. “Taman Nasional Komodo” http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/3936 diakses pada 12 Desember 2012. http://www.komodonationalpark.org/ ,official website of Komodo National Park Indonesia, diakses pada 12 Desember 2011
3. Suryopratomo. 2011. Kampanye Komodo Kenapa Dikontroversikan. http://metrotvnews.com/read/tajuk/2011/11/04/938/Kampanye-Komodo-Kenapa-Dikontroversikan/tajuk ,diakses pada 12 Desember 2011
4. Tuhusetya, Sawali. 2011. Komodo dan Ironi Nasionalisme. http://sawali.info/2011/10/23/komodo-dan-ironi-nasionalisme/ , diakses diakses pada 12 Desember 2011
Sumber gambar :
1. http://www.new7wonders.com/image-gallery?id=12&post_id=5180
3. http://www.vivanews.com